Kamis, 01 Januari 2009

Berguru kepada Alam


Tak ada guru yang lebih baik dari alam semesta ini. Segala sesuatunya selalu memberi pelajaran yang berharga bagi kita. Karena alam adalah guru yang sejati. Karena dari alamlah kita bisa belajar tentang segalanya.
Kita belajar tentang kerendahan hati dari air yang mengalir. Tak ada zat yang lebih lembut daripada air. Namun, tak ada benda sekeras apa pun yang tak dapat dihancurkannya.
Kita belajar tentang kejujuran dari beningnya embun di pagi hari. Demikian jernih dan terang, tak ada sesuatu yang tersembunyi. Sebab segala sesuatu itu transparan adanya. Kebusukan atau keculasan, akan ketahuan karena hanya bertabir waktu.
Kita belajar tentang cinta dari matahari. Ia setia menyiram bumi dengan sinarnya yang perkasa. Hanya memberi, namun tak harap kembali. Karena begitulah mestinya cinta. Memberi, memberi, dan memberi.
Kita belajar tentang kerukunan dari konvoi semut di dinding. Kemana pun mereka pergi, selalu beriring berurutan, bertegur sapa, bergotong royong, berbagi, dan saling menolong.
Kita belajar tentang keberanian dari angin yang berbisik. Desau angin yang bergulir, menelusup ke setiap sudut, tak ada sesuatu yang tak terlewati. Tak gentar, meski harus menembus kegelapan.
Kita belajar tentang kekuatan dari rumpun ilalang. Lemah jika sendiri, namun akan teguh dan ulet jika bersatu.
Kita belajar tentang kehidupan dari rerumputan. Sekali mati, ia akan hidup kembali. Tak ada racun yang bias membuatnya mati abadi. Sebab Allah telah memberinya kekuatan untuk selalu bersemi.
Kita belajar tentang rezeki dari – sekali lagi – air yang mengalir. Air selalu mengalir, mengisi kekosongan di mana saja. Karena begitulah yang namanya rejeki. Selalu mengalir, mengisi kekosongan di mana saja. Sebab dari Allah-lah rezeki itu datang, dan dari Allah-lah rezeki itu selalu datang. Selalu datang dan tak pernah berhenti, karena Allah Sang Maha Memberi.
Kita selalu berguru kepada alam. Kita selalu belajar dari alam. Karena alam dan kita, satu adanya.

0 komentar:

Posting Komentar